EN

EN

Kamis, 30 April 2015

HIPERTIROID


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
         Hipertiroid di Indonesia masih banyak dijumpai, karena hipertiroid dapat disebabkan beberapa penyebab antara lain : penyakit Graves (75%) Hipertiroid dapat terjadi di daerah endemik maupun cukup yodium, sehingga masyarakat yang mengalami hipertiroid ini memerlukan perawatan dan pengobatan yang baik. Hipertiroid lebih banyak pada wanita dibandingkan pria dengan rasio 1:5, dan banyak terjadi di usia pertengahan. Beberapa kepustakaan luar negeri menyebutkan insidensinya masa anak diperkirakan 1/100.000 anak per tahun. Mulai 0,1/100.000 anak per tahun untuk anak usia 0-4 tahun meningkat sampai dengan 3/100.000 anak per tahun pada usia remaja . Hipertiroid menyebabkan kelainan pada banyak organ salah satunya pada sistem kardiovaskular. Beberapa studi dan penelitian mengemukakan bahwa terjadi atrial fibrilasi 33 dari 47% pasien dengan umur lebih dari 60 tahun. Serta kurang dari 1% kasus serangan baru atrial fibrilasi disebabkan hipertiroid. Dan penelitian yang dilakukan oleh Nakazawa melaporkan 11.345 pasien dengan hipertiroid 288 kasus disertai atrial fibrilasi, 6 kasus mengalami emboli sistemik,  diantaranya mengalami gagal jantung, diantaranya berusia > 50 tahun.
       Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang ditemukan selama kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik terjadi selama kehamilan, menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa definisi hipertiroid?
2.      Apa saja penyebab hipertiroid?
3.      Apa manifestasi klinis hipertiroid?
4.      Bagaimana anatomi fisiologi dari hipertiroid?
5.      Bagaimana klasifikasi hipertiroid?
6.      Bagaiamana patofisiologi hipertiroid?
7.      Bagaiamana WOC hipertiroid?
8.      Bagaiamana cara penatalaksanaan hiprtiroid?
9.      Bagaiaman asuhan keperawatan hipertiroid?

C.    TUJUAN MAKALAH
1.      Untuk mengetahui definisi hipertiroid
2.      Untuk mengetahui etiologi hipertiroid
3.      Untuk mengetahui manifestasi klinis
4.      Untuk anatomi fisiologi hipertiroid
5.      Untuk mengetahui klasifikasi hipertiroid
6.      Untuk mengetahui patofisiologi hipertiroid
7.      Untuk mengetahui woc hipertiroid
8.      Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertiroid
9.      Untuk mengetahui askep hipertiroid
 

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    DEFENISI
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J.Corwin:296)
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337)
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).

B.     ETIOLOGI 
      

     1.  Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
           

a.         Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision.Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b.      Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c.          Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d.      Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
e.       Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
f.        Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.

           
2.  Penyebab Utama
·           Penyakit Grave
·           Toxic multinodular goitre
·           ’’Solitary toxic adenoma’’ 
3. Penyebab Lain
·           Tiroiditis
·           Penyakit troboblastis
·           Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
·           Pemakaian yodium yang berlebihan
·           Kanker pituitari
·           Obat-obatan seperti Amiodarone

C. MANIFESTASI KLINIS
a.       Peningkatan frekuensi denyut jantung
b.      Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin
c.       Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
d.      Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
e.       Peningkatan frekuensi buang air besar
f.       Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
g.      Gangguan reproduksi
h.      Tidak tahan panas
i.        Cepat letih
j.        Tanda bruit
k.      Haid sedikit dan tidak tetap
l.        Pembesaran kelenjar tiroid


      D.ANATOMI FISIOLOGI 
                      

 

               Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular. Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis dan terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh isthmus. Beratnya kira2 25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada wanita terutama saat menstruasi dan hamil. Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang ke lateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi cartilago trachea 4-5. Setiap lobus berukutan 5x3x2 cm. Isthmus menghubungkan bagian bawah kedua lobus, walaupun terkadang pada beberapa orang tidak ada. Panjang dan lebarnya kira2 1,25 cm dan biasanya anterior dari cartilgo trachea walaupun terkadang lebih tinggi atau rendah karena kedudukan dan ukurannya berubah.
            Kelenjar ini tersusun dari bentukan bentukan bulat dengan ukuran yang bervariasi yang disebut thyroid follicle. Setiap thyroid follicle terdiri dari sel-sel selapis kubis pada tepinya yang disebut SEL FOLIKEL dan mengelilingi koloid di dalamnya. Folikel ini dikelilingi jaringan ikat tipis yang kaya dengan pembuluh darah. Sel folikel yang mengelilingi thyroid folikel ini dapat berubah sesuai dengan aktivitas kelenjar thyroid tersebut. Ada kelenjar thyroid yang hipoaktif, sel foikel menjadi kubis rendah, bahkan dapat menjadi pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini tinggi, sel folikel dapat berubah menjadi silindris, dengan warna koloid yang dapat berbeda pada setiap thyroid folikel dan sering kali terdapat Vacuola Resorbsi pada koloid tersebut.

FISIOLOGI  
                  
           Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia kurang kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.
            Proses pembentukan hormon tiroid adalah:
1.      Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah;
2.      Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang nantinya akan mensekresi hormon tiroid;
3.      Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim peroksidase dan hidrogen peroksidase.
4.      Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium terhadap oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh enzim iodinase agar lebih cepat.
5.      Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi diiodotirosin)
6.      Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika monoiodotirosin bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua diiodotirosin bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah harus dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein pengikat plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah. 

E.    KLASIFIKASI
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1.         Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2.         Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
Klasifikasi lain :

1.    Goiter Toksik Difusa (Graves’ Disease)
Kondisi yang disebabkan, oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid, sehingga menstimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid terus menerus.
Graves’ disease lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, gejalanya dapat timbul pada berbagai usia, terutama pada usia 20 – 40 tahun. Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu dimana zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.
2.    Nodular Thyroid Disease
Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar dan tidak disertai dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum diketahui. Tetapi umumnya timbul seiring dengan bertambahnya usia.
3.  Subacute Thyroiditis
Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan inflamasi, dan mengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah besar ke dalam darah. Umumnya gejala menghilang setelah beberapa bulan, tetapi bisa timbul lagi pada beberapa orang.
4.  Postpartum Thyroiditis
Timbul pada 5 – 10% wanita pada 3 – 6 bulan pertama setelah melahirkan dan terjadi selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali normal secara perlahan-lahan

F.     PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

G. WOC 

H.    PENATALAKSANAAN 
               a.       Konservatif
Tata laksana penyakit Graves :
ü  Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai berikut :
1.     Thioamide
2.      Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
3.    Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
4.      Potassium Iodide
5.      Sodium Ipodate
6.      Anion Inhibitor
7. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
1.      Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
2.  Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
3.      Persiapan tiroidektomi
4.      Pasien hamil, usia lanjut
5.      Krisis tiroid
  Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.

b.      Surgical
·           Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
·           Tiroidektomi.
Tindakan pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS 
1.    Pengkajian
A.IDENTITAS 
           Nama                                       :
Tempat dan tanggal lahir         :
Umur                                       :
Jenis kelamin                           :
Alamat                                     :
No. Rekam medik                   :
Status perkawinan                   :
Agama                                     :
Pendidikan terakhir                 :
Pekerjaan                                 :
Tanggal masuk RS                  :
II. TANDA-TANDA VITAL
TD                                           :
Suhu                                        :
RR                                           :
Nadi                                        :
III.   RIWAYAT KESEHATAN
a.    Riwayat kesehatan dahulu
            Biasanya dahulu pasien  pernah mengalami penyakit kelainan kelenjer tiroid.

b.    Riwayat kesehatan sekarang
                        Biasanya pasien merasa perutnya tidak enak dan sering buang air besar dengan konsistensi cair.
c.    Riwayat kesehatan keluarga
                        Biasanya keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti pasien
  
IV.      Pemeriksaan fisik
a.    Kepala
                  1. Rambut                   :  biasanya rambut klien tampak,berwarna hitam,kulit kepala bersih,dan tidak rontok
                  2.Wajah                       :  Terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi atau bentuk
                  3.Mata                         :  Simetris kiri kanan, isokor (3mm), konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, dan pupil normal (mengecil).
                  4.Hidung                     :  Tidak ada deformitas dan tidak ada pernafasan cuping hidung
                  5.Mulut                       :  Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat
                  6.Telinga                     : Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi atau nyeri

b.    Leher                                      : Biasanya tidak ada pembesaran tyroid dan pembesaran               getah bening
c.    Dada/Thorax
Inspeksi                          : Tidak ada kelainan pernafasan
Palpasi                           : Biasanya ditemukan takil premitus seimbang kiri dan       kanan
Perkusi                           :  Sonor
Auskultasi                      :  Tidak ditemukan suara nafas tambahan
d.   Jantung
Inspeksi                          :  Ictus cordis tidak terlihat
                  Palpasi                            :  Ictus cordis tidak teraba RIC V.
                  Perkusi                           :  Pekak
                  Auskultasi                      :  Irama jantung teratur.
e.    Perut/abdomen
Inspeksi                         : bentuk datar, tidak membuncit.
Auskultasi                      :  bising usus normal (5-35 x/i)
Palpasi                            :  Turgor kulit baik, hepar tidak teraba
Perkusi                           :  Tympani

f.     Genitalia
                  Biasanya tidak ada gangguan pada genitalianya, tidak ada keluhan nyeri pada genitalianya, warna urinenya normal (jernih kekuningan, tidak terdapat endapan, baunya khas.
g.         Ekstremitas
             Biasanya tidak ada gangguan pada ekstremitas pasien.
V.         Pola kebiasaan sehari-hari
a.         Nutrisi
                   1.Makanan
                                 a. sehat         :  klien makan  teratur, makan 3x sehari habis 1 porsi  denagn nasi+lauk+sayuran+buah.
                                 b. sakit          : klien makan 2x sehari , habis < ½ porsi dengan nasi+lauk pauk, klien mengatakan terjadi penurunan nafsu makan karena mual muntah yang di alami.
2.Minuman
                                 a. sehat         :  klien megatakan minum 2 liter/ hari , komposisi: air putih.
                                 b. sakit          : <1,5 L, komposisi: air putih , cairan infus

b. Eliminasi
1. BAK
               a. sehat         :  klien mengatakan BAK 5-6 x sehari warna kuning-kekuningan, tidak ada endapan dan tidak ada keluhan nyeri.
               b. sakit          :  2-3 x sehari< 200 ml, warna kuning,tidak ada endapan dan tidak ada keluhan nyeri
2. BAB
               a. sehat         :  2x/ hari, konsistensi padat, warna kekuningan , tidak ada nyeri.
               b. sakit          :  1x/ hari , konsistensi padat,warna kekuningan, tidak ada nyeri.
c. Istirahat dan tidur
                                 a. sehat         :  siang hari tidur 1-2 jam, tidur malam 6-7 jam, dan tidak ada gangguan tidur.
                                 b. sakit          :  siang hari tidur <1 jam, tidur malam 4-5 jam, klien mengatakan sulit tidur karena nyeri yang dirasakan.
  d. Personal Hygiene
1. Mandi
                                 a. sehat         :  2x sehari, pakai sabun , dan mandi sendiri.
                                 b. sakit          :  1x sehari, mandi lap, di bantu oleh perawat dan keluarga.
2. Gosok gigi
                                 a. sehat         :  2x sehari , pakai odol,mandiri
                                 b. sakit          :  tidak pernah gosok gigi , hanya berkumur-kumur , di bantu keluarga.
B.   Diagnosa
a.     Resiko tinggi teradap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid     tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
b.     Kelelahan berhubungan dengan  hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy.
c.     Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan atau pemasukan dengan penurunan berat badan ).
d.    Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
e.     Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.


 C.       Intervensi Keperawatan NANDA NIC NOC
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI
1
Penurunan curah jantung
Definisi : Ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan Karakteristik :
·          Perubahan frekuensi/irama jantung
-Aritmia
-Brakikardi, takikardi
-Perubahan EKG
-Palpitasi
·     Perubahan preload
-Penurunan tekanan vena central
-Penurunan tekanan arteri paru
-Edema, keletihan
-Distensi vena jugular.
-Murmur
-Peningkatan berat badan
·            Perubahan Afterload
-Kulit lembab
-Penurunan nadi perifer
-Penurunan resistansi vascular paru
-Dispnea
-Oliguria
-Perubahan warna kulit
-Variasi pada pembacaaan TD.
·            Perubahan Kontraktilitas
-Batuk.
-Penurunan indeks jantung
-Penurunan fraksi ejeksi
-Ortopnea
Dispnea paroksismal nokturnal
-Penurunan stroke volume index
-Bunyi S3, bunyi S4
·      Perilaku/emosi
-Ansietas, gelisah
Faktor yang berhubungan :
·    Perubahan afterload
·    Perubahan kontraktilitas
·    Perubahan frekuensi jantung
·    Perubahan preload
·    Perubahan irama
·    Perubahan volume sekuncup

NOC
v  Cardiac Pump Effectiveness
v  Circulation Status
v  Vital Sign Status
Kriteria Hasil
v  Tanda vital dalam rentang normal
v  Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
v  Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
v  Tidak ada penurunan kesadaran

NIC
Cardiac Care
§  Evaluasi adanya nyeri dada
§  Catat adanya disritmia jantung
§  Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
§  Monitor status kardiovaskuler
§  Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
§  Monitor abdomen sebagai indikator penurunan perfusi
§  Monitor adanya perubahan TD
§  Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
§  Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
§  Monitor adanya dispnea, fatigue, takipnea dan ortopnue.
§  Anjurkan untuk menurunkan stres.
Vital Sign Monitoring
§  Monitor TTV
§  Catatt adanya fluktuasi TD
§  Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
§  Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
§  Monitor TTV setelah aktivitas
§  Monitor kualitas dari nadi
§  Monitor adanya pulsus paradoksus
§  Monito jumlah dan irama jantung
§  Monitor frekuensi dan irama pernapasan
§  Monitor suara paru
§  Monitor pola pernafasan abnormal
§  Monitor suhu, warna, dan kelembanan kulit
§  Monitor sianosis perifer
§  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2
Keletihan
Definisi : rasa letih luar biasa dan penurunan kapasitas kerja fisik dan jiwa pada tingkat yang biasanya secara terus menerus
Batasan Karakteristik
·         Gangguan konsentrasi
·         Gangguan libido
·         Penurunan performa
·         Kurang minat terhadap sekitar
·         Mengantuk
·         Peningkatan keluhan fisik
·         Introspeksi
·         Kurang energi
·         Letargi
·         Lesu
·         Persepsi membutuhkan energi tambahan untuk menyelesaikan tugas rutin
·         Mengatakan kurang energi yang luar biasa
·         Mengatakan kurang energi yang tidak kunjung reda
·         Mengatakan perasaan lelah
·         Merasa bersalah karena tidak dapat menjalankan tanggung jawab
·         Mengatakan tidak mampu mempertahankan aktivitas fisik pada tingkat yang biasanya
·         Mengatakan tidak mampu memperhatankan rutin itas yang biasanya
·         Mengatakan tidak mampu memulihkan energi, setelah tidur sekalipun
Faktor yang berhubungan :
·         Psikologis
-Ansietas, depresi
-Mengatakan gaya hidup membosankan, stres.
·         Fisiologis
-Anemia, status penyakit
-Peningkatan kelemahan fisik
-Malnutrisi, kondisi fisik buruk
-Kehamilan, deprivasi tidur.
·         Lingkungan
-Kelembapan, suhu, cahaya, kebisingan
·         Situasional
-Peristiwa hidup negatif
-Pekerjaan
NOC
v  Endurance
v  Concentrasion
v  Energy conservation
v  Nutritional status :energy
Kriteria Hasil :
v  Memverbalisasikan peningkatan energy dan merasa lebih baik
v  Menjelaskan penggunaan energy untuk mengatasi kelelahan
v  Kecemasan menurun
v  Glukosa darah adekuat
v  Kualitas hidup meningkat
v  Istirahat cukup
v  Mempertahankan kemampuan untuk berkonsentrasi
NIC
Energy management
§  Observasi adanya pembaatsan klien dalam melakukan aktivitas
§  Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
§  Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
§  Monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat
§  Monitor pasien akan adanya kelelahan fsisik dan emosi secara berlebihan
§  Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
§  Moniotr pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
§  Dukung pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan, berhubungan dengan perubahan hidup yang disebabkan keletihan
§  Bantu aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan
§  Tingkatkan tirah baring dan pembatasan aktivitas
§  Konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi
Bahavorior Management
Activity terapy
Energy management
Nutrition management
3
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik :
·         Kram abdomen
·         Nyeri abdomen
·         Menghindari makanan\
·         BB 20% / lebih dibawah BB ideal
·         Kerapuhan kapiler
·         Diare
·         Kehilangan rambut berlebihan
·         Kurang makanan
·         Bising usus hiperaktif
·         Kurang informasi
·         Kurang minat pada makanan
·         Penurunan BB dengan asupan makanan adekuat
·         Kesalahan konsepsi
·         Membran mukosa pucat
·         Ketidakmampuan memakan makanan
·         Tonus otot menurun
·         Mengeluh gangguan sensari rasa
·         Mengeluh asupan makanan kurang RDA
·         Cepat kenyang setelah makan
·         Sariawan ronnga mulut
·         Kelemahan otot pengunyah
·         Kelemahan otot untuk menelan
Faktor-faktor yang berhubungan :
·         Faktor biologis
·         Faktor ekonomi
·         Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
·         Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
·         Ketidakmampuan menelan makanan
·         Faktor psikologis
NOC
v  Nutritional status
v  Nutritional status : food and fluid intake
v  Nutritional status : nutrient intake
v  Weight control
Kriteria Hasil :
v  Adanya peningkatan berat badan sesuai denga tujuan
v  BB ideal sesuai dengan TB
v  Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
v  Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
v  Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
v  Tidak terjadi penuranan BB yang berarti
NIC
Nutrition management
§  Kaji adanya alergi makanan
§  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
§  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
§  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vit C
§  Berikan substansi gula
§  Yakinkan diet yang dimakan mengandun g tinggi serat untuk mencegah konstipasi
§  Berikan makanan yang terpilih
§  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatat makanan harian
§  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
§  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
§  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
§  BB pasien dalam batas normal
§  Monitor adanya penurunan BB
§  Monitor tipe dan jumlah aktivitasyang biasa dilakukan
§  Monitor interaksi anak atau ortu selama makan
§  Monitor lingkungan selama makan
§  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
§  Monitor turgor kulit
§  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
§  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan  mudah patah
§  Monitor mual dan muntah
§  Monitor kadar albumin, total protein, Hb
§  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
§  Monitor kalori dan intake nutrisi
§  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral
§  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet.










BAB IV
PENUTUP


           A. KESIMPULAN
.
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya Gangguan homeostatic yang  disebabkan oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak gejala pada penderita penyakit ini yakni gemetar, palpitasi, gelisah, penurunan berat badan yang drastic, nafsu makan meningkat, emosional, dsb.
          B.   SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar kita senantiasa memiliki gaya hidup yang sehat. Dan juga bagi perawat yang kelak bekerja di rumah sakit agar dapat mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme yang pada akhirnya dapat memberikan pelayanan yang terbaik apabila menemukan pasien yang menderita penyakit ini pada khususnya.





DAFTAR PUSTAKA
Dwi Tri Martiana Rahayu, dkk.  Hipertiroid.  http://tiaraaskep.blogspot.com/2008/11/hipertiroid.html. Diakses tanggal 21 Januari 2014.
Doenges, M.E dan Moorhouse, M.F. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, ed 3. Jakarta: EGC.
Greenspan, Francis S. dan Baxter, John D. 2000. Endokrinologi Dasar &
Hermawan, Andreas. Solusi Alami Hipertiroid Tanpa Operasihttp://healindonesia.wordpress.com. Diakses tanggal 7 April 2010.
Irhamsyah, Muhammad. Hipertiroidhttp://andardunker.blogspot.com. Diakses tanggal 21 Januari 2014.
Ismail. Askep Klien Hipertiroidisme.
Kumar, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi, vol 2. Jakarta: EGC

















































 


















             


  

    



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar